Sabtu, 02 April 2011

MANFAAT BERSEPEDA

Hasil yang didapat dari bersepeda terutama akan mengencangkan otot bagian bawah seperti betis, paha dan pinggul. Bersepeda mampu membakar kalori sebanyak 300 sampai 700 kalori setiap jam. Jadi, akan berguna untuk Anda yang ingin menurunkan berat badan. Selain itu, bersepeda dapat meningkatkan volume paru-paru sampai 50% sehingga oksigen yang dapat ditampung lebih banyak.
Untuk penderita obesitas, bersepeda merupakan olahraga yang dianjurkan karena bersepeda relatif aman dibandingkan kebanyakan olahraga yang mengharuskan berlari atau melompat. Benturan akibat berlari atau melompat dapat menyebabkan cedera kaki, pinggang, punggung bagi mereka yang obesitas karena berat badan yang berlebih membuat benturan semakin keras. Bersepeda juga baik untuk mereka yang memiliki sakit jantung.
Salah satu alasan bersepeda menjadi olahraga yang menarik adalah karena bersepeda dapat menjadi salah satu cara relaksasi. Menikmati pemandangan secara santai dan merasakah hembusan angin dapat menjadi salah satu sarana rekreasi yang menyegarkan. Jadi Anda dapat sehat secara fisik plus menyegarkan pikiran.

Tips Membeli Sepeda

Tertarik untuk mencoba bersepeda? Bagi Anda yang belum memiliki sepeda, langkah utama adalah dengan membeli sepeda untuk digunakan. Ada berbagai model sepeda dalam ukuran yang berbeda. Agar mendapatkan sepeda yang nyaman, coba perhatikan hal-hal berikut saat memilih sepeda yang akan dibeli:
·         Sadel sepeda hendaknya nyaman untuk diduduki dan dalam ukuran yang pas.
·         Pilih sepeda dengan tinggi sadel yang disesuaikan dengan tinggi badan Anda. Sadel hendaknya tidak terlalu tinggi karena akan menyulitkan saat harus mengayuh juga dapat menyebabkan bagian paha menjadi luka. Sadel yang terlalu rendah juga sebaiknya dihindari karena membuat kaki harus menekuk terlalu banyak dan membuatnya terasa pegal. Walau sadel sepeda mungkin dapat ditinggikan dan direndahkan, tetapi pastikan bahwa tinggi maksimal dan minimal sesuai dengan kondisi Anda. Idealnya tinggi sadel dan tinggi stang sepeda sejajar.

Tips Bersepeda

Agar dapat mendapatkan manfaat yang maksimal dan terhindar dari cedera, beberapa hal harus diperhatikan, yaitu:
·         Pastikan bagian-bagian penting dari sepeda seperti rem dan ban dalam kondisi yang aman sehingga tidak akan mengganggu perjalanan atau menimbulkan kecelakaan.
·         Untuk menghindari resiko cedera, lakukan sedikit pemanasan khususnya untuk meregangkan otot-otot bagian bawah seperti pinggang, paha dan betis.
·         Sebagai penambah keamanan saat bersepeda, Anda dapat mengguunakan perlengkapan pelidung seperti helm, sepatu, kaos kaki, sarung tangan, kacamata atau perlengkapan lain yang diperlukan.
·         Saat memulai mengayuh sepeda, lakukan dulu dengan kecepatan perlahan selama 5-10 menit sebagai cara untuk pemanasan dan menyesuaikan dengan sepeda.
·         Saat mengayuh sepeda, usahakan agar Anda mengayuh pedal satu putaran penuh.
·         Kecepatan yang dianjurkan untuk kesehatan adalah 27 km/jam dan putaran roda 70 putaran per menit (rpm)
·         Selesai bersepeda, lakukan lakukan pendinginan dengan mengayuh sepeda secara perlahan selama kurang lebih 10 menit.
Selain untuk kesehatan, menggunakan sepeda juga dapat mengurangi polusi udara akibat penggunaan kendaraan bermotor. Asap kendaraan dapat membuat lingkungan tercemar. Sebaiknya gunakan sepeda saat Anda harus berpergian ke tempat yang memungkinkan dijangkau dengan sepeda. Bahkan, ada pula komunitas yang bernama "Bike to Work" menggunakan sepeda untuk berangkat kerja setiap hari.
Melihat banyaknya hasil positif dari bersepeda, tidak ada salahnya untuk mengayuh sepeda Anda.

sumber : kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan.html

Pantang mengeluh

Sebagai manusia, wajarlah jika sesekali kita mengeluh dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan. Tetapi, tidak pantas rasanya jika setiap kali kita menemukan hal yang melenceng saja dari apa yang kita inginkan dihadapi dengan mengeluh.
Mengeluh sepertinya sudah menjadi “tren”. Contohnya saja dengan adanya jejaring sosial yang memungkinkan untuk kita bisa share apapun yang kita alami. Ini secara tidak langsung dapat menjadi hal pelancar mengeluh. Pentingkah menceritakan semua yang menimpa kita kepada semua orang? Apakah dengan menceritakan semuanya dapat menghilangkan masalah itu? Tentu tidak.
Memang, mengeluh sah-sah saja untuk mencari solusi masalah kita. Yang terjadi ketika kita mengeluh, apakah kita berpikir untuk menemukan solusi? Kebanyakan kita tidak berpikir jauh seperti itu. Secara tersirat, tujuannya hanya ingin orang mendengarkan keluh kesah kita
Sebenarnya, dengan atau tanpa mengeluh hidup tetaplah hidup. Yang harus dijalani walaupun lelah, yang harus dihadapi walaupun berat, yang harus dimengerti walaupun rumit. Memperlihatkan kelemahan kita justru akan menjadi negatif.
Sebegitu susahkah untuk bersyukur?

MENYIKAPI MASALAH
Dalam mengarungi kehidupan ini, adakalanya kita dihadapkan pada badai kehidupan. Ada hal yang dapat kita ambil pelajaran dari seekor elang.
Elang mampu terbang tinggi dengan melewati angin yang kencang dan badai menerpanya.  Apakah sahabat tau apa yang dilakukan elang saat badai menghampirinya? Ada hal yang menarik disini yang dapat kita pelajari.
Elang akan terbang ke tempat yang tinggi dan menunggu angin dan badai sambil membuka lebar-lebar sayapnya. Ketika badai datang, maka angin akan mengambil dan mengangkat tubuh elang ke atas badai. Sementara badai mengamuk di bawah, elang ini melonjak di atasnya.
Elang tidak luput badai. Ini adalah cara sederhana untuk memanfaatkan badai untuk mengangkat tubuhnya lebih tinggi. Elang terbang tinggi bersama angin yang membawa badai.
Ketika badai kehidupan datang kepada kita – dan kita semua akan mengalami
seperti yang elang alami – kita dapat naik di masalah dengan menetapkan pikiran kita dan keyakinan kita bahwa kita akan melewati masalah itu. Badai tidak harus kita atasi. Tapi kita punya pilihan untuk memanfaatkan  masalah untuk meningkatkan kualitas kita.
Masalah bukanlah beban yang memberatkan kehidupan kita, namun ini adalah pelajaran dan pendidikan dari Allah, ini adalah cara untuk menaikkan kualitas kita. dan pelajaran  bagaimana menangani masalah dengan berbekal keyakinan dan kemantapan hati. Bukan dengan keputusasaan dan ketakutan.  Tidaklah masalah  menimpa suatu kaum, melebihi kemampuan kaum itu.
Saat masalah itu datang, lebarkan hati dan katakan, selamat datang masalah.

Bentuk negara

Bentuk Negara :
Bentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Negara Kesatuan dan Negara Serikat.
Negara Kesatuan.
Adalah negara yang kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan ada ditangan pemerintah pusat atau negara yang pemerintah pusatnya memegang/mengendalikan kedaulatan sepenuhnya baik kedalam maupun keluar. Negara kesatuan memiliki ciri–ciri yaitu hanya ada satu UUD, satu kepala negara, satu kabinet, satu parlemen.
Negara kesatuan ada 2 (dua) macam :
1.Negara kesatuan sistem Sentralisasi.
2.Negara kesatuan sistem Desentralisasi.
Negara Kesatuan Sistem Sentralisasi :
Adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya tinggal melaksanakan saja semua kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah pusat. Contoh : Jerman pada masa Hitler.
Kebaikan/kelebihan negara kesatuan sistem sentralisasi :
1.Adanya keseragaman (uniform) peraturan di seluruh wilayah negara.
2.Adanya kesederhanaan hukum.
3.Semua pendapatan negara baik yang diperoleh daerah maupun pusat dapat digunakan oleh pemerintah pusat untuk kepentingan seluruh wilayah.
Kelemahan/Keburukan negara kesatuan sistem sentralisasi :
1.Pekerjaan pemerintah pusat menumpuk, sehingga banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan segera.
2.Peraturan yang dibuat pemerintah pusat belum tentu semuanya sesuai bagi daerah karena setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda–beda.
3.Keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
4.Demokrasi tidak berkembang ke daerah–daerah karena rakyat daerah tidak diberi kesempatan memikirkan dan memajukan daerahnya sendiri.
Negara Kesatuan sistem Desentralisasi :
Adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya tidak diurus sepenuhnya oleh pemerintah pusat, melainkan sebagian urusan pemerintahannya didelegasikan atau diberikan kepada daerah–daerah untuk menjadi urusan rumah tangga daerah masing–masing. Dalam negara kesatuan sistem desentralisasi daerah berstatus sebagai daerah otonom. Contoh Indonesia berdasarkan ketentuan pasal 18 UUD 1945 menganut sistem desentralisasi.
Kebaikan negara kesatuan sistem desentralisasi :
1.Tugas pemerintah pusat menjadi ringan.
2.Daerah dapat mengatur daerahnya dengan sebaik–baiknya sesuai dengan kondisi dan situasi masing–masing.
3.Demokrasi dapat berkembang ke daerah–daerah.
4.Peraturan yang dibuat pemerintah daerah akan sesuai dengan kondisi daerahnya.
5.Pembangunan di daerah akan berkembang.
6.Partisipasi dan tanggung jawab rakyat terhadap daerahnya akan meningkat.
Kelemahan negara kesatuan sistem desentralisasi :
1.Peraturan daerah di seluruh wilayah negara tidak seragam.
2.Timbulnya peraturan daerah yang bermacam–macam, sehingga sulit untuk dipelajari.
Negara Serikat.
Adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan pemerintah pusat (federal) yang menyelenggarakan kedaulatan keluar, sedangkan kedaulatan kedalam tetap ada pada pemerintah negara bagian.
Dalam negara serikat ada dua macam Pemerintahan yaitu :
1.Pemerintah Federal : Biasanya pemerintah federal mengurusi hal–hal yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, keuangan, pertahanan negara dan pengadilan.
2.Pemerintah negara bagian : Di dalam negara serikat, setiap negara bagian diperkenankan memiliki Undang–Undang Dasar, Kepala negara, Parlemen dan Kabinet sendiri.
Contoh negara serikat : AS, Australia, Kanada, Swiss, Indonesia masa KRIS 1949.

sumber : http://www.dieksjetkid.co.cc/2010/05/bentuk-negara-dan-kenegaraan.html

PENGALAMAN PENGAMALAN PANCASILA

PANCASILA. Seruai berbagai kalangan untuk melakukan revitalisasi atau restorasi Pancasila sesungguhnya mengandung sejumlah alasan. Pancasila merupakan dasar resmi kebangsaan dan kenegaraan. Setiap upaya revitalisasi Pancasila mencerminkan kegairahan untuk mencari kontekstualisasi prinsip-prinsip dasar kebangsaan dan kenagaraan.
Dampak dari melemahnya wacana Pancasila mulai terasa dewasa ini. Ada kemajuan cukup signifikan dalam proses transisi demokrasi. Namun ada pula letupan gejolak sosial politik yang terkadang  cukup mengkhawatirkan. Berlangsung proses amandemen UUD 1945, namun hasil yang diperoleh menurut sejumlah kalangnan masih jauh dari mencukupi untuk membangun desain ketatanegaraan yang solid. Ada keinginan untuk menatap masa depan baru Indonesia, namun ada semacam bayang-bayang kebingungan dalam membangun visi Indonesia baru pada masa transisi demokrasi.
Munculnya persoalan tersebut, bial mau berkata jujur, cukup mengesalkan. Kita seakan mengulang kembali perdebatan panjang yang dimulai sejak Indonesia merdeka. Bagaimanapun. Kita terpaksa berkutat dengan masalah tersebut karena pengalaman masa lalau terhadap pancasila yang juga menjengkelkan. alih-alih membangkitkan inspirasi untuk membangun kesolidan berbangsa, prinsip kebangsaan dan kenegaraan tersebut lebih bnayak mendatangkan trauma sosial politik tak berkesudahan.
Masa perumusan
Dua sejarawan dari Universitas Indonesia, Onghokham dan Andi Achdian,menelusuri lebih jauh bagaimana Pancasila berkembang menjadi “ideologi negara”. Mereka menengarai wacana pancasila sebagai “ideologi negara: bersifat komprehensif baru berkembang pada awal dekade 1960. Pada awal kelahirannya, menurut Onghokham dan Andi Achdian, pancasila tidak lebih sebagia suatu kontrak sosial. Hal tersebut ditunjukkan oleh sengitnya perdebatan dan negosiasi di tubuh BPUPKI dan PPKI ketika menyepakati dasar negara yang kelak digunakan Indonesia merdeka.
Kesepakatan politik untuk menyatukan seluruh elemen nasional tampaknya cukup mendominasi wacana saat pancasila dirumuskan. Sayangnya perspektif itu kurang ditonjolkan. Soekarno sendiri dalam pidato 1 Juni 1945 kerap menggunakan kata weltanschauung untuk menyebut dasar negara. Persepsi Soekarno tentang weltanschauung hampir identik dengan ideologi, walaupun keduanya sama sekali berbeda. Weltanschauung adalah pandangna dunia (world view) suatu masyarakat yang terbentuk dari pengalaman bersama dalam batas dan kondisi lingkungan tertentu yang menghasilkan sistem sosiokultural, khususnya nilai0nilai bersifat spesifik.
Demokrasi Terpimpin
Ketika UUD 1945 diberlakukan (kembali), Soekarno berasumsi bahwa konstitusi ini merupakan refleksi dari sistem pemerintahan orisinal bangsa Indonesia. Asumsi itu tentu dapat diperdebatkan. Namun, Soekarano tetap bergeming. Pancasia, menurut Seokarno, adalah orisinal Indonesia sehingga dengan sendirinya batang tubuh UUD 1945 juga mengandung keasliannya. Begitu pula sistem pemerintahan. Kendati tidak satu kata pun terbesit dalam UUD 1945, Soekarno mempersepsikan sistem pemerintahan yang dikehendaki konstitusi adalah demokradi terpimpin. Sistem demokrasi itu dipahami sebagai pengejawantahan sistem musyawarah mufakat yang dikandung sila keempat di dalam Pancasila, dan dianggap mencerminkan kepribadian bangsa. Alur berpikir demikian mendasari Soekarno untuk menggagas dan menerapkan sistem politik baru yang dinamakannya Demokrasi Terpimpin.
Sosialisasi terhadap paham Pancasila seperti itu menjadi prelude penting bagi upaya selanjutnya; Pancasila dijadikan “ideologi negara” yang tampil hemogonik. Ikhtiar tersebut tercapai ketika Soekarno memberi tafsir Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam doktrin “Manipol/USDEK”. Manifesto Politik (Manipol) adalah materi pokok dari pidato Soekarno tanggal 17 Agustus 1959 berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang kemudian ditetapkan oleh Dewan Peringbangan Agung (DPA) menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Belakangna materi tersebut dikukuhkan dalam penetapan Presiden (Penpres) Nomor 1 Tahun 1960 dan Ketetapan MPRS No.1/MPRS/1960 tentang GBHN. Sedangkan USDEK adalah singkatan dari [U]UD 1945, [S]osialisme ala Indonesia, [D]emokrasi Terpimpin, [E]konomi terpimpin dan [K]epribadian Indonesia. Itu adalah materi pokok pidato Soekarno pada 17 Agustus 1960 berjudul “Djalannja Revolusi Kita (Jarek)” USDEK, menurut Soekarno adalah intisari dari Manipol.
Manipol/USDEK adalah sebuah doktrin yang mengajarkan pentingnya menyatukan kekuatan-kekuatan “revolusi”, termasuk aliran Nasionalis, Agama dan Komunis, dalam rangka memberantas “musuh-musuk revolusi” khususnya kekuatan imperialisme-kolonialisme, untuk mewujudkan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Nasional.
Soekarno pada masa awal Demokrasi Terpimpin memang powerfull, dan boleh dikatakan tidak ada satupun kekuatan politik yang berani melakukan oposisis secara terbuka. Selain tiadanya lembaga yang mewadahi kritik, kekuatan oposan saat itu, termasuk Partai Komunis Indonesia (PKI) masih sangat lemah dan sulit menandingi kekuatan politik Soekarno.
ORDE BARU
Kecenderungan untuk menempatkan Pancasila sebagai “ideologi Negara” kembali terulang pada masa Orde Baru. Cikal bakalnya sudah tertanam sejak Demokrasi Terpimpin. Tokoh-tokoh antikomunis saat itu tidak menemukan konsep ideologi yang dapat mempersatukan seluruh kekuatan antikomunis kecuali Pancasila. Problemnya, wacana Pancasila masa Demokrasi Terpimpin didominasi tafsir Soekarno, sedangkan para tokoh antikomunis tidak menyetujuinya.